20 tahun menuju Indonesia Emas, perlu menjadi materi perenungan saat memperingati hari kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Artinya yang penting pertama adalah kemerdekaan bangsa, baru kemudian kemerdekaan negara. Sebab esensi kemerdekaan itu sesungguhnya harus dialami dan dirasakan oleh segenap warga bangsa, baru kemudian menyusul negara untuk menjaga, memelihara dan mengarahkan kemerdekaan yang hakiki untuk mengatasi masalah kebodohan dan kemiskinan.

Makna terpenting dari upaya dan usaha memberantas kebodohan itu bukan sekedar basa-basi hendak mencerdaskan kehidupan segenap warga bangsa Indonesia, karena harus dimulai dengan niat yang ikhlas dan tulus untuk membebaskan — bukan hanya mendukung dan membantu usaha rakyat untuk memiliki kecerdasan — tetapi tidak kalah penting adalah tidak menghambat atau bahkan mempersulit segenap warga bangsa untuk mengakses segenap fasilitas hingga peluang untuk kritis dan cerdas sehingga bisa ikut berperan dalam membangun seperti yang disesumbarkan oleh pemerintah. Karena itu, mempersiapkan generasi muda yang sedang bertumbuh untuk menyongsong Indonesia Emas pada tahun 2045 — yang tinggal 20 tahun lagi, tak lebih dari satu generasi yang lahir pada hari ini — harus dipersiapkan dengan serius melalui pendidikan, pelatihan dan pembekalan keterampilan yang menjadi minat mereka untuk memasuki masa depan yang harus mereka hadapi sendiri, tanpa harus cawe-cawe kita yang mengkin sudah pensiun dan patut duduk manis menyaksikan giliran mereka menata kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik dan lebih benar dari yang mungkin pernah kita lakukan.

Menyongsong era Indonesia emas yang tinggal 20 tahun lagi agar dapat kita saksikan indah, rukun, damai dan sejahtera dalam kebahagiaan yang menggembirakan, hanya akan menjadi omong kosong dan boulshit bila tidak serius dilakukan dengan gigih dan sistematis sejak hari ini melalui pendidikan yang berkarakter, pelatihan yang profesional mempersiapkan tenaga ahli yang mumpuni dengan kepribadian bangsa yang tangguh dan gigih dengan kesadaran beretika, moral dan akhlak mulia demi dan untuk bangsa dan negara, bukan untuk kepentingan pribadi dan kelompok, apalagi hanya mementingkan keluarga sendiri, seperti birahi membangun dinasti. Sebab kebersamaan dalam hidup lebih penting dan banyak memberi manfaat bagi orang banyak maupun diri sendiri.

Satu generasi yang bertumbuh hari ini adalah mereka yang kelak akan menjadi motor penggerak Indonesia — merangkak atau melaju dengan mulus dan cepat — memasuki era Indonesia emas tahun 2025, bila tidak gagal mulai menata jalan menuju masa keemasan itu dengan mengerahkan semua potensi dan energi yang ada dari segenap warga bangsa Indonesia — yang cerdas, berkualitas serta memiliki kemampuan daya saing dalam berbagai hal yang terus mendesak dan menghimpit peluang dan kesempatan yang tidak boleh ditunggu, tapi harus dibangun dan dikreasikan dalam bentuk kerjanya yang jelas, terencana dan terprogram secara baik untuk dilakukan, tanpa menyia-nyiakan waktu yang terus mendesak.

Oleh karena itu, bidang pendidikan dan pelatihan guna membekali generasi muda hari ini harus komprehensif — lengkap — dengan karakter kebangsaan yang nasionalis, tidak oportunis dan sektarian mementingkan ego dan ambisi pribadi. Sebab untuk membangun bangsa dan negara sangat memerlukan manusia yang berbudi luhur, berpandangan jauh ke depan dengan komitmen tentang masa depan bangsa dan negara seperti yang termuat dalam pembukaan UUD 1945 yang telah menjadi komitmen segenap warga bangsa Indonesia dalam menjalankan pemerintahan republik Indonesia.

Oleh karena itu, untuk memasuki era Indonesia emas pada tahun 2045, tidak bisa tidak seluruh energi dan kemampuan harus dikerahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan, pelatihan serta berbagai usaha yang mampu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan serta keahlian seluruh anak bangsa untuk ikut berperan maksimal mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang merdeka, sejahtera serta adil dan makmur tanpa ada lagi kemiskinan dan kebodohan yang mendera warga masyarakat. Bila tidak, maka era Indonesia emas hanya akan tetap menjadi kecemasan yang tidak berkesudahan. Karena itu, sistem penyelengaraan pendidikan serta pelatihan harus ditingkatkan juga untuk menghasilkan kualitas manusia Indonesia untuk menerangi era Indonesia emas yang tinggal 20 tahun lagi untuk kita buktikan, tidak lagi dalam kecemasan yang menakutkan seperti sekarang.beradoknews.com(KBObabel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *